Why Me, GOD ?
Tahukah kalian Arthur Ashe?
Arthur Robert Ashe Jr. yang kelahiran 10 Juli 1943 adalah
seorang petenis profesional berkulit hitam dari Amerika Serikan, Ia memenangkan
3 gelar juara Grand Slam yaitu pada US Open di tahun 1968, Australia Open tahun
1970 dan Wimbledon tahun 1975. Bahkan ia pernah menyingkirkan lawan yang sangat
diunggulkan yaitu Jimmy Conors. Memang sih ketika arthur ashe berjaya saya
belum lahir hehehe
Akan tetapi ada sedikit kisah inspiratif dibalik seorang
Arthur Ashe Pada tahun 1979, Arthur Ashe menjalani operasi Bypass akibat
serangan jantung yang dideritanya. Setelah menjalani 2 kali operasi, ia harus
menghadapi kenyataan pahit bahwa dirinya terinfeksi HIV/AIDS (Human
Immunodeficiency Virus). Ia terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia
terima. Kasian banget ya ingin sembuh tapi malah dapat penyakit.
Akhirnya kemenangan-kemenangan yang diraihnya digantikan
dengan perjuangan berat untuk menyelematkan nyawanya. Dan saat-saat seperti ini
ia menunjukkan seorang yang memiliki karakter Great Fighter. Ia tidak menjadi
lemah dan menunjukkan perjuangannya, ia tidak negative dan menjauhkan diri dari
Tuhan.Dalam masa yang sulit, Arthur membantu menyuarakan
kepeduliannya terhadap pengunsi Haiti dan melawan politik apartheid di Afrikan
Selatan.
Setiap orang yang mengalami hal serupa tentu akan
mempersalahkan Tuhan atas ujian berat yang datang menghampiri. Tetapi Arthur
berbeda. Ketika dia sakit banyak penggemarnya yang mengirimkan surat. Suatu
ketika ada penggemarnya yang menuliskan surat ang sangat unik untuk menunjukkan keprihatinan dan melalui surat tersebut
penggemarnya bertanya…..
“Mengapa TUHAN memilihmu untuk menderita penyakit itu?”
Arthur Ashe menjawab :
“Di Dunia ini ada 50 juta orang yang ingin bermain tenis.
Diantaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis.
500 ribu orang belajar menjadi pemain tenis profesional.
50 ribu datang ke
arena untuk bertanding.
5000 mencapai turnamen Grandslam.
50 orang berhasil sampai ke Wimbeldon.
4 orang di Semifinal
2 orang berlaga di Final.
Dan ketika saya memenangkan pertandingan dan mengangkat
trophy kemenangan, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan “Mengapa Saya?”
Jadi ketika sekarang saya berada dalam kesusahan dan
kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada TUHAN, “Mengapa Saya?”
Dari cerita ini dikatakan, disaat senang, kita tidak pernah
bertanya kepada Tuhan. Tapi disaat susah, kita selalu bertanya kepada Tuhan
“Mengapa Saya?”. Tidak adil bukan? Kita merasa hanya pantas menerima hal-hal
yang baik saja dalam hidup ini, tapi ketika kita menerima hal yang sebaliknya,
kita selalu menganggap Tuhan itu tidak adil. Seakan-akan kita merasa punya hak
untuk menggugat Tuhan.
Secara sadar atau tidak sadar sering kali kita merasa “Kenapa
Tuhan tega memberikan Kita Kesusahan kenapa tidak hanya kesenangan saja?”,
jawabannya adalah “Karena Tuhan ingin kita berkembang dan terus ingat
kepadaNYA. Tidak hanya dikala susah, tapi disaat senang pun Tuhan ingin kita
selalu mengingatNYA. Dan setiap kali Tuhan memberikan cobaan atau kesusahan, IA
hanya menegur kita. Tuhan tidak pernah memberikan umatnya cobaan kesusahan
melebihi kekuatan umatnya.”
“Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 13:10)
Komentar
Posting Komentar